II. PEMBAHASAN
A.Pengertian Ringkasan
Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat ringkasan adalah tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarangnya.Tujuan membuat ringkasan adalah untuk memahami dan mengetahui isi sebuah karangan atau buku. Latihan membuat ringkasan akan membimbing dan menuntun kita agar dapat membaca karangan asli dengan cermat dan bagaimana harus menuliskannya kembali dengan tepat.
Disamping istilah ringkasan, kita juga sering mendengarkan istilah-istilah lain yang tampak kerabat dengan ringankasan. Istilah tersebut antara lain ikhtisar, sinopsis, abstrak, dan parafrase, berikut pengertiannya:
Gorys Keraf (1987:84) melukiskan ringkasan sebagai suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Menurutnya, membuat ringkasan atas sebuah karangan yang panjang dapat diumpamakan sebagai memangkas sebuah pohon yang rindang sehingga yang tersisah hanyalah batang –batang dan cabang- cabangnya yagn terpenting. Pernyataan ini menyiratkan bahwa meskipun yang tersisah tinggal batang dan cabang pohon yang terpenting, namun tidak berarti kebermaknaan sebuah pohon menjadi hilang. Kebermaknaan sebuah pohon akan tetap bisa dilihat dipertahankan sebagaimana kita melihat wujud semula.
Ahmad (1990:88) menjelaskan bahwa ikhtisar sebenarnya sinonim dari ringkasan . Disamping istilah ikhtisar, istilah-istilah lain yang bersinonim dengan ringkasan adalal sinopsia, abstrak, parafrase. Menurutnya, keempat istilah yang disebutkan tadi merupskan sinonim dari ringkasan yang mempunyai kemiripan dan kedekatan makna, tetapi biasanya dengan konotasi dan konteks pemakain yang khusus (berbeda-beda).
Ahmad (1990:89) menjelaskan sinopsis biasanya digunakan untuk meringkas cerita atau lakon (dan hasil ringkasanya itu) sehingga tetap memperlihatkan langkah-langkah alur dan plot cerita itu.
Parafrase biasanya berhubungan dengan puisi, yaitu pengungkapan kembali dalam bahasa yang lebih bersahaja dan lebih harfiah (literal) sebagai suatu sara untuk menyatakan kembali makna puisi yang bersangkutan setepat mungkin. Berbeda dengan ikhtisar, sinopsis, abstrak, suatu parafrase seringkali menggunkan kata-kata atau kalimat yang sama jumlah atau panjangnya dengan puisi aslinya (Ahmad, 1990, hal 89).
Istilah lain yang berkerabat dengan ringkasan adalah abstrak. Istilah ini biasanya digunakan dalam konteks tulisan ilmiah, seperti tulisan-tulisan dalam jurnal ilmiah, skripsi, disertasi, dan lain-lain. Abstrak merupakn intisari dari sebuah tulisan dalam bentuk mini. Parera (1982) mengartikan intisari satu abstrak ini sebagi bentuk rangkuman yang sangat ketat dan dipergunakn dalam bidang ilmu pengetahuan dan industry
B. Tujuan Membuat Ringkasan
Karena tujuan ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan, maka latihan-latihan untuk maksud tersebut akan membimbing dan menuntun seseorang agar dapat membaca karangan asli dengan cermat, dan bagaimana harus menulis kembali dengan tepat. Penulis tidak akan membuat ringkasan dengan baik, bila ia kurang cermat membaca, bila ia tidak mampu membeda-bedakan gagasan utama dari gagaan-gagasan tambahan. Kemampuan membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membuatnya mempertajam gaya bahasa, serta menghindari urian-uraian yang panjang lebar yang mungkin menyelusup masuk dalam karangan tersebut
C. Prosedur Pembuatan Ringkasan
Bagi orang yang sudah terbiasa membuat ringkasan, mungkin kaidah yang berlaku dalam menyusun ringkasan telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan terutama bagi mereka yang baru mulai atau belum pernah membuat ringkasan. Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur.
Prosedur pembuatan ringkasan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni (a) prosedur umum, (b) prosedur khusus. Prosedur umum merupakan langkah-langkah kerja yang bersifat umum dan berlaku untuk pembuatan ringkasan dan sinonim-sinonimnya, seperti ikhtisar, sinopsis, rangkuman, abstrak, dan parafrase. Sementara, prosedur khusus merupakan langkah-langkah kerja yang bersifat khusus untuk pembuatan salah satu wujud pemadatan, penyingkatan, ataupun pengungkapan kembali salah satu tulisan tertentu dalam konotasi dan konteks tertentu pula.
Prosedur umum dalam ringkasan pembuatan sebuah ringkasan, pada dasarnya terbagi keempat langkah, yakni membaca, menyeleksi, menulis, dan membandingkan. Mari kita bicarakan keempat prosedur umum dimaksud.
a. Membaca
Pada langkah ini si penulis ringkasan harus membaca dan mengkaji seksama bahan bacaan yang hendak diringkas. Hal0hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembacaan seluruh teks asli ini, meliputi:
a)tujuan atau maksud penulisan
pokok persoalan atau tema
b)sikap pengarang terhadap pokok persoalan dimaksud (mengejek, menyindir, tegas,
menentang, dan lain-lain)
c)pengarang terhadap pembaca (mengajak, memberitahu, melarang, mengingatkan,
mengharuskan, dan lain-lain)
b. Menyeleksi
Tujuan dari langkah kedua ini adalah memilih-milih inti dan bukan inti, menyelksi pikiran utama dan pikiran penjelasnya. Pikiran-pikiran utama penulis dikumpulkan untuk dijadikan dasr bagi penulisan ringkasan.
c. Menulis
Setelah ide-ide pengarang kita ku,pulkan, kemudian kita tulis ulang dalam wujud yang lebih singkat yang berbeda dari wujud semula. Hal penting yang harus diperhatikan dalam langkah ini adalah merekomtruksi ide, meyaring, serta memadatkanya tanpa menggangu keutuhan dan kesalian maksud penulis aslinya.
d. Membandingkan
Lankah selanjutnya adlah membandingkan hasil ringkasan kita dengan teks aslinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah:
a)inti isi bacaan direproduksikan dengan bahasa sendiri
b)jika hendak menyertakan pikiran penjelas, maka pikiran penjelas dimaksud harus benar-benar terpilih, yakni yang memberi sokongan berarti bagi pikiran
c)tidak boleh menyertakan pikiran lain diluar pikiran asli penulisnya.
Setelah melakukan keempat langkah diatas, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
d)Susunlah ringkasan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
e)Ringkaskanlah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Jika rangkaian gagasan panjang, gantilah dengan suatu gagasan sentral saja.
f)Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting.
g)Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
h)Anda harus mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah. Tapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan anda. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran anda sendiri yang dimasukkan dalam ringkasan.
i) Agar dapat membedakan ringkasan sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan sebuah pidato/ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal atau jamak, ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan orang ketiga.
j) Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya. Karena itu, Anda harus melakukan seperti apa yang diminta. Bila diminta membuat ringkasan menjadi seperseratus dari karangan asli, maka haruslah membuat demikian. Untuk memastikan apakah ringkasan yang dibuat sudah seperti yang diminta, silakan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yang harus ditulisnya. Perhitungan ini tidak dimaksudkan agar Anda menghitung secara tepat jumlah riil kata yang ada. Tapi perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan. Jika Anda harus meringkaskan suatu buku yang tebalnya 250 halaman menjadi sepersepuluhnya, perhitungan yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
1.Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: Jumlah halaman x Jumlah baris per halaman x Jumlah kata per baris = 250 x 35 X 9 kata = 78.750 kata.
2.Panjang ringkasan berupa jumlah kata adalah: 78.750 : 10 = 7.875 kata. Panjang ringkasan berupa jumlah halaman ketikan adalah: jika kertas yang dipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi, tiap baris rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuarto dapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi, maka: Jumlah kata per halaman adalah: 25x 9 kata = 225. Jumlah halaman yang diperlukan adalah: 7.875:225 = 35 halaman (Keraf, 1980: 263-269)
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah
Kusuma, Ensep, dkk. 2003. Menulis2. Jakarta: Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar